1. Beranda
  2. Berita
  3. Siaran pers dan berita lain
  4. Ditetapkan, Investasi Kilang LNG Tangguh (Train 3)

Ditetapkan, Investasi Kilang LNG Tangguh (Train 3)

Tanggal rilis:
1 Juli 2016

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, hari ini, Jum'at (1/7), menyaksikan diputuskannya final investment decision (FID) Proyek Pembangunan Kilang LNG Tangguh Train 3. Diputuskannya FID menandai dilanjutkannya proyek hulu minyak dan gas bumi (migas).

 

Proyek ini diproyeksikan menyumbang tambahan 3,8 million tons per annum (mtpa) terhadap kapasitas produksi Kilang LNG Tangguh, sehingga total kapasitas kilang akan menjadi 11, 4 mtpa. Investasi proyek yang dioperasikan, dan mayoritas sahamnya dimiliki oleh, BP Tangguh Berau Ltd itu sekitar USD8 miliar.

 

"Ini sebuah milestone bagi industri hulu migas Indonesia. Terlebih-lebih, ini sejalan dengan visi 'Membangun Indonesia dari Timur'-nya Nawacita," ungkap Menteri Sudirman.

 

Acara dihadiri antara lain oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu (SKK) Migas, Amien Sunaryadi; bp Regional President Asia Pacific, Christina Verchere; serta sejumlah representasi pemangku kepentingan dan pemerintah daerah terkait.

 

Maklumat FID itu ditandai dengan penyerahterimaan empat dokumen FID. Dokumen yang disampaikan oleh Amien Sunaryadi kepada Christina Verchere itu adalah:

  • persetujuan nilai authorization for expenditure (AFE) untuk Pembangunan Kilang LNG Train 3, baik untuk fasilitas darat dan lepas pantai;
  • persetujuan penunjukan pelaksana proyek (EPC Award) untuk pembangunan Kilang LNG dan fasilitas gas lepas pantai (platform dan pipa penyalur);
  • persetujuan pasokan gas untuk pabrik pupuk di Papua; dan
  • persetujuan pembiayaan kilang LNG.

 

Proyek Kilang LNG Tangguh mencakup tiga blok wilayah kerja, yakni Berau, Muturi dan Wiriagar. Train 3 menambah 2 anjungan lepas pantai, 13 sumur produksi baru, dermaga LNG baru, dan infrastruktur pendukung lainnya.

 

Menurut Amien, Kilang LNG Tangguh Train 3 ini besar artinya bagi Program 35.000 MW. Sebesar 75% dari produksi tahunan LNG dijual ke PT Perusahaan Listrik Negara (Persero). Itu setara dengan 3.000 MW listrik bagi Indonesia.

 

"Proyek ini juga untuk memenuhi kebutuhan gas bagi kelistrikan di Provinsi Papua Barat hingga 20 mmscfd," ungkap Amien.

 

Sekitar USD1,3 miliar kandungan dalam negeri dari barang dan jasa dipasok oleh perusahaan Indonesia. Ini tentu meningkatkan pendapatan perusahaan nasional/lokal.

 

"Pekerjaan pengembangan Sumur Tangguh ini," lanjut Amien, "akan menggunakan kandungan lokal sebesar 35%, antara lain dari sektor pekerjaan sipil, mesin, elektro, hingga kelautan."

 

SKK Migas telah menyetujui seluruh AFE serta penunjukan pemenang pengadaan barang dan jasa untuk proyek ini.  Selanjutnya, engineering, procurement and construction (EPC) diharapkan dilakukan pada kuartal ketiga tahun ini, yang dilanjutkan dengan masa konstruksi. "Operasi diharapkan dapat dimulai pada 2020," ungkap Amien.

 

Proyek Kilang LNG Tangguh Train-3 dioperasikan oleh BP Berau Ltd sebagai kontraktor mitra utama SKK Migas yang memegang saham mayoritas, yakni 37,16%. Terdapat enam kontraktor mitra Tanggul lainnya yang digandeng bp, yakni: MI Berau BV (16,30%), CNOOC Muturi Ltd (13,90%), Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd (12,23%), KG Berau/KG Wiriagar (10,00%), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc (7,35%), dan Talisman Wiriagar Overseas Ltd (3,06%).

 

"Keputusan investasi ini merupakan titik puncak dari kerja keras Pemerintah Republik Indonesia bersama bp dan para mitra kami selama bertahun-tahun. Tujuan kami adalah mewujudkan potensi sepenuhnya dari aset strategis nasional di kawasan timur Indonesia ini," tukas Christina Verchere.

 

Kepala Pusat Komunikasi Publik,

 

Sujatmiko